Berdasarkan kemampuan membelahnya, tumbuhan memiliki jaringan permanen.
nama lain jaringan permanen adalah jaringan dewasa. Sifat jaringan
permanen yakni non meristematik. Artinya, sel jaringan permanen tidak
mampu tumbuh dan berkembang lagi. Hanya membentuk struktur tubuh
tumbuhan dengan fungsi tertentu saja.
Menurut asalnya, jaringan permanen dihasilkan dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel pada jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk tubuh tumbuhan yang disesuaikan dengan fungsinya. Sementara, spesialisasi adalah pengkhususan sel tumbuhan guna menyokong fungsi sel tertentu.
Seperti halnya jaringan meristem, jaringan permanen tersusun dari pelbagai jenis jaringan. Penyusun jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Simak uraiannya sebagai berikut.
a. Jaringan Epidermis
Asal kata “epidermis” adalah epi artinya di atas dan derma artinya kulit yang berasal dari Yunani. Sesuai namanya, jaringan epidermis dalam tubuh tumbuhan berfungsi sebagai penutup dan pelindung jaringan lainnya, terutama pada jaringan muda yang masih memungkinkan mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Karena itu, jaringan epidermis terletak pada lapisan terluar akar, batang, dan daun.
Ciri jaringan epidermis antara lain selnya hidup dan tersusun rapat, tidak memiliki klorofi l dan berbentuk balok. Amati Gambar 2.4.
Jaringan epidermis juga mampu melakukan diferensiasi epidermis. Karena itu, jaringan epidermis pada tumbuhan tertentu memiliki stomata, sel kipas, sel gabus, sel kersik, trikomata, spina, dan velamen. Derivatderivat ini dapat ditemukan baik pada akar, batang, maupun daun.
Stomata (tunggal disebut stoma) atau mulut daun merupakan pori kecil yang diapit oleh dua sel penjaga. Di dalam sel penjaga terdapat kloroplas. Kloroplas merupakan bagian epidermis yang berisi klorofi l dengan peran sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Agar kalian mengetahui bentuk stomata dengan tepat, cermatilah Gambar 2.5. Fungsi stomata adalah sebagai tempat terjadinya respirasi (pertukaran gas) dan juga transpirasi (proses penguapan air).
Salah satu bentuk diferensiasi epidermis yang lain adalah sel kipas. Sel kipas terdapat pada epidermis atas daun rumput-rumputan (Gramineae atau Cyperaceae). Sebagai contoh, sel kipas pada rumput teki dan daun bambu. Sel kipas bentuknya lebih besar dibanding sel epidermis, dinding sel tipis dan bisa mengempis. Daun rumput teki, bambu, dan sejenisnya dapat menggulung untuk mengurangi penguapan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.6.
Sel epidermis daun atas juga mengalami diferensiasi. Lapisan kutikula (senyawa lemak), misalnya, merupakan zat kutin yang mengalami penebalan, Contohnya daun pohon nangka. Semen-tara lapisan lilin dapat ditemukan pada epidermis bawah daun. Misalnya saja, lapisan lilin pada daun pisang.
Bentuk diferensiasi epidermis lainnya adalah trikoma (jamak disebut trikomata). Trikoma ialah bentuk modifi kasi sel epidermis yang berupa rambut-rambut. Trikoma biasanya terletak pada akar, daun, batang, bunga, buah, maupun biji. Pada sel epidermis, trikoma muncul dari epidermis atas. Jumlah selnya bisa tunggal atau banyak. Ada trikoma yang mempunyai kelenjar sekretori dan ada juga yang tidak. Adapun bentuk trikoma pada batang dapat kalian cermati pada Gambar 2.7 berikut.
Trikoma memiliki beragam fungsi, antara lain mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan, dan membantu penyerbukan bunga. Trikoma juga berfungsi menyerap air dan garam mineral dari tanah, misalnya trikoma pada akar. Selain itu, trikoma mampu meneruskan rangsang dari luar dan membantu penyebaran biji.
Kemudian, bentuk diferensiasi epidermis yang lain adalah duri pada batang atau cabang tumbuhan. Duri (spina) merupakan modifi kasi sel epidermis yang terdapat pada tumbuhan tertentu. Duri tumbuhan terbagi dalam dua jenis, yakni duri asli dan duri palsu. Duri asli dibentuk oleh jaringan di dalam stele batang. Misalnya, duri pada tanaman bunga kertas Bougainvillea). Sedangkan duri palsu dibentuk oleh jaringan di bawah epidermis yaitu jaringan korteks batang. Contohnya, duri pada batang tumbuhan mawar. Perhatikan Gambar 2.8.
Bila kalian melihat tanaman anggrek, maka kalian akan menemukan velamen. Velamen merupakan modifi kasi sel epidermis yang terdapat pada akar udara tanaman anggrek. Epidermis dan akar anggrek disebut epidermis ganda atau multipel epidermis.Velamen berfungsi sebagai tempat menyimpan air. Velamen pada tanaman anggrek dapat kalian cermati pada Gambar 2.9.
Berikutnya adalah sel kersik. Sel kersik merupakan hasil modifikasi sel epidermis pada batang Graminae. Sel kersik mengandung zat kersik atau silika (SiO2). Batang tebu adalah tanaman yang banyak mengandung sel ini. Karenanya, permukaan batang tebu menjadi keras.
b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan bentuk lain dari jaringan dewasa. Jaringan parenkim menyusun tubuh tumbuhan setelah jaringan epidermis. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar. Alasannya, jaringan dasar bisa ditemukan pada semua organ tumbuhan, seperti akar, batang, dan daun. Pada batang, jaringan dasar ditemukan pada korteks dan empulur batang. Sedangkan pada daun, jaringan dasar berdiferensiasi menjadi jaringan bunga karang. Kemudian juga pada selubung berkas pengangkut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.10.
Adapun ciri-ciri jaringan parenkim antara lain ukuran sel besar dan hidup, dinding sel tipis, banyak terdapat vakuola, sel berbentuk segi enam, dan banyak memiliki ruang antar sel. Selain itu, jaringan parenkim mampu membelah, baik secara embrional maupun meristematik.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim terbagi menjadi beberapa jaringan, yaitu parenkim air, parenkim pengangkut, parenkim penyimpan udara, parenkim asimilasi, parenkim penimbun, dan parenkim penutup luka.
Parenkim air adalah parenkim yang berperan dalam penyimpan air. Sebagai contoh, parenkim air pada tumbuhan kaktus. Parenkim pengangkut merupakan salah satu jaringan yang menyusun xilem dan fl oem. Xilem berfungsi mengangkut air dan garam mineral, sedangkan fl oem berfungsi mengangkut hasil asimilasi yang kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Jenis parenkim lainnya adalah parenkim penyimpan udara (aerenkim). Seperti namanya, fungsi parenkim ini sebagai penyimpan udara pada ruang antarsel. Contohnya, parenkim penyimpan udara pada tumbuhan air yang mempunyai ruang antarsel dengan jumlah banyak dan ukuran yang besar.
Jenis berikutnya adalah parenkim asimilasi. Fungsi parenkim asimilasi adalah tempat pembuatan zat makanan pada proses fotosintesis. Parenkim ini banyak terdapat pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
Selain jenis parenkim tersebut, ada pula parenkim penimbun. Peran parenkim ini yaitu menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut berada pada vakuola. Contohnya umbi, rimpang, dan biji. Sementara itu, jaringan parenkim penutup luka disebut kambium gabus (felogen). Jaringan ini mampu beregenerasi menjadi jaring embrional (meristematik) adalah fungsinya.
c. Jaringan Penyokong
Jaringan dewasa juga memiliki jaringan penyokong. Seperti halnya beton pada bangunan, jaringan penyokong berfungsi menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan. Karena itu, jaringan ini disebut juga jaringan mekanik. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi melindungi embrio, melindungi berkas pengangkut, dan memperkuat jaringan parenkim.
Jaringan penyokong memiliki tebal dan kuat. Sel jaringan ini dapat pula mengalami spesialisasi. Oleh karena itu, jaringan ini dinamakan pula jaringan penguat. Jaringan penyokong ini terdapat pada daun, batang, dan biji memiliki. Jaringan penyokong ini terbagi atas dua jenis jaringan, yakni jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
Jaringan kolenkim memiliki sel hidup, dan tak berlignin. Selain itu, selnya mengalami penebalan. Perhatikan bentuk sel kolenkim pada Gambar 2.11. Jaringan banyak terdapat pada organ tumbuhan yang sedang tumbuh. Bila berbaur dengan sel parenkim, sel jaringan penyokong tampak lebih tebal.
Jaringan kolenkim berfungsi mengokohkan dan menjaga kelenturan tubuh tumbuhan.
Sementara itu, jaringan sklerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan dewasa. Sel sklerenkim mati dan dindingnya tebal berlignin. Dibandingkan sel kolenkim, sel-sel sklerenkim ini jauh lebih kaku.
Sel sklerenkim ada dua bentuk, yakni sel serat dan sklereid. Sel serat berbentuk panjang, ramping, tirus, dan bundel-bundel. Agar kalian mengetahui bentuk sel serat dan sklereid dengan tepat, perhatikan Gambar 2.12. Misalnya serat rami, digunakan untuk membuat tali dan serat rami halus untuk dipintal menjadi linen.
Sedangkan sklereid (sel batu) memiliki bentuk tidak beraturan. Ukuran sklereid lebih pendek daripada sel serat. Dengan adanya sklereid, kulit kacang dan lapisan biji menjadi keras. Sklereid dapat dijumpai pada daging buah jambu biji, buah pir, tempurung kelapa, kulit biji jarak, dan buah kenari.
d. Jaringan Pengangkut
Di samping ketiga jenis jaringan permanen di atas, jaringan pengangkut juga terdapat pada tumbuhan. Jaringan pengangkut disebut juga berkas vaskuler atau berkas pengangkutan (fasis). Jaringan ini berfungsi mengangkut air dan unsur hara hasil asimilasi dari satu bagian tubuh tumbuhan ke bagian yang lain.
Jaringan pengangkut terbagi menjadi dua macam. Yakni xilem dan fl oem. Xilem dinamakan pula pembuluh kayu. Fungsinya adalah mengangkut air dan garam mineral dari tanah ke dalam tubuh hingga daun.
Pada xilem terdapat dua jenis sel, yaitu trakeid dan unsur pembuluh. Sel trakeid berbentuk gelondong, panjang dan tipis dengan ujung runcing. Pada dinding selnya terdapat ceruk sebagai tempat jalan air dari sel ke sel lain. Perhatikan bentuk sel trakeid pada Gambar 2.13. Oleh karena dinding sekundernya terdapat lignin, maka trakeid berfungsi sebagai penyokong dan pengangkut air.
Sementara itu, unsur pembuluh pada xilem berbentuk lebih lebar, ukuran lebih pendek, dinding sel tipis, dan ujung tidak terlalu runcing. Simaklah Gambar 2.13. Unsur pembuluh berbentuk pipa kecil panjang dari ujung ke ujung dinamakan pembuluh xilem. Pada dinding ujung unsur pembuluh ini terdapat perforasi (lubang) yang memungkinkan air mengalir bebas.
Jaringan pengangkut selanjutnya adalah fl oem. Floem dinamakan pula pembuluh tapis. Agar kalian mengetahui bentuk pembuluh tapis, simaklah Gambar 2.14. Floem berfungsi menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas anggota pembuluh tapis.
Di antara anggota pembuluh tapis terdapat dinding berpori atau lempengan tapis. Dengan adanya dinding berpori, aliran zat yang berasal dari sel-sel pada pembuluh tapis bergerak dengan mudah. Di sepanjang sisi anggota pembuluh tapis terdapat sel pendamping yang memiliki nukleus. Pada daun, sel pendamping ini dapat membuat gula yang selanjutnya disalurkan ke seluruh anggota pembuluh tapis.
e. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim gabus. Jaringan ini memiliki sel gabus yang mati dan kosong. Bentuknya memanjang dan berdinding gabus. Untuk lebih jelasnya, cermati Gambar 2.15. Jaringan gabus berguna melindungi jaringan-jaringan di bawahnya dari kehilangan air.
Jaringan gabus pada tumbuhan dikotil dibentuk oleh kambium gabus atau felogen yang ada di bawah epidermis. Jaringan gabus terbagi menjadi dua macam. Jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah luar dan selselnya mati disebut felem. Sedangkan jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-sel yang hidup menyerupai parenkim disebut feloderm.
Menurut asalnya, jaringan permanen dihasilkan dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel pada jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk tubuh tumbuhan yang disesuaikan dengan fungsinya. Sementara, spesialisasi adalah pengkhususan sel tumbuhan guna menyokong fungsi sel tertentu.
Seperti halnya jaringan meristem, jaringan permanen tersusun dari pelbagai jenis jaringan. Penyusun jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Simak uraiannya sebagai berikut.
Gambar 2.3 Jaringan permanen banyak terdapat pada tubuh tumbuhan yang tua (foto: pix.com.ua)
a. Jaringan Epidermis
Asal kata “epidermis” adalah epi artinya di atas dan derma artinya kulit yang berasal dari Yunani. Sesuai namanya, jaringan epidermis dalam tubuh tumbuhan berfungsi sebagai penutup dan pelindung jaringan lainnya, terutama pada jaringan muda yang masih memungkinkan mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Karena itu, jaringan epidermis terletak pada lapisan terluar akar, batang, dan daun.
Ciri jaringan epidermis antara lain selnya hidup dan tersusun rapat, tidak memiliki klorofi l dan berbentuk balok. Amati Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Struktur jaringan epidermis
Jaringan epidermis juga mampu melakukan diferensiasi epidermis. Karena itu, jaringan epidermis pada tumbuhan tertentu memiliki stomata, sel kipas, sel gabus, sel kersik, trikomata, spina, dan velamen. Derivatderivat ini dapat ditemukan baik pada akar, batang, maupun daun.
Stomata (tunggal disebut stoma) atau mulut daun merupakan pori kecil yang diapit oleh dua sel penjaga. Di dalam sel penjaga terdapat kloroplas. Kloroplas merupakan bagian epidermis yang berisi klorofi l dengan peran sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Agar kalian mengetahui bentuk stomata dengan tepat, cermatilah Gambar 2.5. Fungsi stomata adalah sebagai tempat terjadinya respirasi (pertukaran gas) dan juga transpirasi (proses penguapan air).
Gambar 2.5 Stomata yang diapit sel penjaga pada lapisan epidermis (segerahamil.blogspot.com)
Salah satu bentuk diferensiasi epidermis yang lain adalah sel kipas. Sel kipas terdapat pada epidermis atas daun rumput-rumputan (Gramineae atau Cyperaceae). Sebagai contoh, sel kipas pada rumput teki dan daun bambu. Sel kipas bentuknya lebih besar dibanding sel epidermis, dinding sel tipis dan bisa mengempis. Daun rumput teki, bambu, dan sejenisnya dapat menggulung untuk mengurangi penguapan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.6.
Gambar 2.6 (a) Daun bambu, (b) Daun rumput teki
Sel epidermis daun atas juga mengalami diferensiasi. Lapisan kutikula (senyawa lemak), misalnya, merupakan zat kutin yang mengalami penebalan, Contohnya daun pohon nangka. Semen-tara lapisan lilin dapat ditemukan pada epidermis bawah daun. Misalnya saja, lapisan lilin pada daun pisang.
Bentuk diferensiasi epidermis lainnya adalah trikoma (jamak disebut trikomata). Trikoma ialah bentuk modifi kasi sel epidermis yang berupa rambut-rambut. Trikoma biasanya terletak pada akar, daun, batang, bunga, buah, maupun biji. Pada sel epidermis, trikoma muncul dari epidermis atas. Jumlah selnya bisa tunggal atau banyak. Ada trikoma yang mempunyai kelenjar sekretori dan ada juga yang tidak. Adapun bentuk trikoma pada batang dapat kalian cermati pada Gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Trikoma pada batang (foto: biologigonz.blogspot.com)
Trikoma memiliki beragam fungsi, antara lain mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan, dan membantu penyerbukan bunga. Trikoma juga berfungsi menyerap air dan garam mineral dari tanah, misalnya trikoma pada akar. Selain itu, trikoma mampu meneruskan rangsang dari luar dan membantu penyebaran biji.
Kemudian, bentuk diferensiasi epidermis yang lain adalah duri pada batang atau cabang tumbuhan. Duri (spina) merupakan modifi kasi sel epidermis yang terdapat pada tumbuhan tertentu. Duri tumbuhan terbagi dalam dua jenis, yakni duri asli dan duri palsu. Duri asli dibentuk oleh jaringan di dalam stele batang. Misalnya, duri pada tanaman bunga kertas Bougainvillea). Sedangkan duri palsu dibentuk oleh jaringan di bawah epidermis yaitu jaringan korteks batang. Contohnya, duri pada batang tumbuhan mawar. Perhatikan Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Duri (spina) pada bunga mawar dan bunga kertas
Bila kalian melihat tanaman anggrek, maka kalian akan menemukan velamen. Velamen merupakan modifi kasi sel epidermis yang terdapat pada akar udara tanaman anggrek. Epidermis dan akar anggrek disebut epidermis ganda atau multipel epidermis.Velamen berfungsi sebagai tempat menyimpan air. Velamen pada tanaman anggrek dapat kalian cermati pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9: Velamen tanaman anggrek (foto: so354.blogspot.com)
Berikutnya adalah sel kersik. Sel kersik merupakan hasil modifikasi sel epidermis pada batang Graminae. Sel kersik mengandung zat kersik atau silika (SiO2). Batang tebu adalah tanaman yang banyak mengandung sel ini. Karenanya, permukaan batang tebu menjadi keras.
b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan bentuk lain dari jaringan dewasa. Jaringan parenkim menyusun tubuh tumbuhan setelah jaringan epidermis. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar. Alasannya, jaringan dasar bisa ditemukan pada semua organ tumbuhan, seperti akar, batang, dan daun. Pada batang, jaringan dasar ditemukan pada korteks dan empulur batang. Sedangkan pada daun, jaringan dasar berdiferensiasi menjadi jaringan bunga karang. Kemudian juga pada selubung berkas pengangkut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.10.
Gambar 2.10: Jaringan parenkim
Adapun ciri-ciri jaringan parenkim antara lain ukuran sel besar dan hidup, dinding sel tipis, banyak terdapat vakuola, sel berbentuk segi enam, dan banyak memiliki ruang antar sel. Selain itu, jaringan parenkim mampu membelah, baik secara embrional maupun meristematik.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim terbagi menjadi beberapa jaringan, yaitu parenkim air, parenkim pengangkut, parenkim penyimpan udara, parenkim asimilasi, parenkim penimbun, dan parenkim penutup luka.
Parenkim air adalah parenkim yang berperan dalam penyimpan air. Sebagai contoh, parenkim air pada tumbuhan kaktus. Parenkim pengangkut merupakan salah satu jaringan yang menyusun xilem dan fl oem. Xilem berfungsi mengangkut air dan garam mineral, sedangkan fl oem berfungsi mengangkut hasil asimilasi yang kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Jenis parenkim lainnya adalah parenkim penyimpan udara (aerenkim). Seperti namanya, fungsi parenkim ini sebagai penyimpan udara pada ruang antarsel. Contohnya, parenkim penyimpan udara pada tumbuhan air yang mempunyai ruang antarsel dengan jumlah banyak dan ukuran yang besar.
Jenis berikutnya adalah parenkim asimilasi. Fungsi parenkim asimilasi adalah tempat pembuatan zat makanan pada proses fotosintesis. Parenkim ini banyak terdapat pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
Selain jenis parenkim tersebut, ada pula parenkim penimbun. Peran parenkim ini yaitu menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut berada pada vakuola. Contohnya umbi, rimpang, dan biji. Sementara itu, jaringan parenkim penutup luka disebut kambium gabus (felogen). Jaringan ini mampu beregenerasi menjadi jaring embrional (meristematik) adalah fungsinya.
c. Jaringan Penyokong
Jaringan dewasa juga memiliki jaringan penyokong. Seperti halnya beton pada bangunan, jaringan penyokong berfungsi menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan. Karena itu, jaringan ini disebut juga jaringan mekanik. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi melindungi embrio, melindungi berkas pengangkut, dan memperkuat jaringan parenkim.
Jaringan penyokong memiliki tebal dan kuat. Sel jaringan ini dapat pula mengalami spesialisasi. Oleh karena itu, jaringan ini dinamakan pula jaringan penguat. Jaringan penyokong ini terdapat pada daun, batang, dan biji memiliki. Jaringan penyokong ini terbagi atas dua jenis jaringan, yakni jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
Jaringan kolenkim memiliki sel hidup, dan tak berlignin. Selain itu, selnya mengalami penebalan. Perhatikan bentuk sel kolenkim pada Gambar 2.11. Jaringan banyak terdapat pada organ tumbuhan yang sedang tumbuh. Bila berbaur dengan sel parenkim, sel jaringan penyokong tampak lebih tebal.
Gambar 2.11: Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim berfungsi mengokohkan dan menjaga kelenturan tubuh tumbuhan.
Sementara itu, jaringan sklerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan dewasa. Sel sklerenkim mati dan dindingnya tebal berlignin. Dibandingkan sel kolenkim, sel-sel sklerenkim ini jauh lebih kaku.
Sel sklerenkim ada dua bentuk, yakni sel serat dan sklereid. Sel serat berbentuk panjang, ramping, tirus, dan bundel-bundel. Agar kalian mengetahui bentuk sel serat dan sklereid dengan tepat, perhatikan Gambar 2.12. Misalnya serat rami, digunakan untuk membuat tali dan serat rami halus untuk dipintal menjadi linen.
Gambar 2.12: (a) sel serat, (b) sklereid
Sedangkan sklereid (sel batu) memiliki bentuk tidak beraturan. Ukuran sklereid lebih pendek daripada sel serat. Dengan adanya sklereid, kulit kacang dan lapisan biji menjadi keras. Sklereid dapat dijumpai pada daging buah jambu biji, buah pir, tempurung kelapa, kulit biji jarak, dan buah kenari.
d. Jaringan Pengangkut
Di samping ketiga jenis jaringan permanen di atas, jaringan pengangkut juga terdapat pada tumbuhan. Jaringan pengangkut disebut juga berkas vaskuler atau berkas pengangkutan (fasis). Jaringan ini berfungsi mengangkut air dan unsur hara hasil asimilasi dari satu bagian tubuh tumbuhan ke bagian yang lain.
Jaringan pengangkut terbagi menjadi dua macam. Yakni xilem dan fl oem. Xilem dinamakan pula pembuluh kayu. Fungsinya adalah mengangkut air dan garam mineral dari tanah ke dalam tubuh hingga daun.
Pada xilem terdapat dua jenis sel, yaitu trakeid dan unsur pembuluh. Sel trakeid berbentuk gelondong, panjang dan tipis dengan ujung runcing. Pada dinding selnya terdapat ceruk sebagai tempat jalan air dari sel ke sel lain. Perhatikan bentuk sel trakeid pada Gambar 2.13. Oleh karena dinding sekundernya terdapat lignin, maka trakeid berfungsi sebagai penyokong dan pengangkut air.
Gambar 2.13: (a) Trakeid, (b) Unsur Pembuluh
Sementara itu, unsur pembuluh pada xilem berbentuk lebih lebar, ukuran lebih pendek, dinding sel tipis, dan ujung tidak terlalu runcing. Simaklah Gambar 2.13. Unsur pembuluh berbentuk pipa kecil panjang dari ujung ke ujung dinamakan pembuluh xilem. Pada dinding ujung unsur pembuluh ini terdapat perforasi (lubang) yang memungkinkan air mengalir bebas.
Jaringan pengangkut selanjutnya adalah fl oem. Floem dinamakan pula pembuluh tapis. Agar kalian mengetahui bentuk pembuluh tapis, simaklah Gambar 2.14. Floem berfungsi menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas anggota pembuluh tapis.
Gambar 2.14: Pembuluh tapis pada jaringan pengangkut
Di antara anggota pembuluh tapis terdapat dinding berpori atau lempengan tapis. Dengan adanya dinding berpori, aliran zat yang berasal dari sel-sel pada pembuluh tapis bergerak dengan mudah. Di sepanjang sisi anggota pembuluh tapis terdapat sel pendamping yang memiliki nukleus. Pada daun, sel pendamping ini dapat membuat gula yang selanjutnya disalurkan ke seluruh anggota pembuluh tapis.
e. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim gabus. Jaringan ini memiliki sel gabus yang mati dan kosong. Bentuknya memanjang dan berdinding gabus. Untuk lebih jelasnya, cermati Gambar 2.15. Jaringan gabus berguna melindungi jaringan-jaringan di bawahnya dari kehilangan air.
Jaringan gabus pada tumbuhan dikotil dibentuk oleh kambium gabus atau felogen yang ada di bawah epidermis. Jaringan gabus terbagi menjadi dua macam. Jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah luar dan selselnya mati disebut felem. Sedangkan jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-sel yang hidup menyerupai parenkim disebut feloderm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar