हिन्दी भाषा को जानने का (Knowing Hindi)
Kata “Hindi” dalam Aksara Devanagari
Dituturkan di : India, Komunitas di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Kanada, Nepal.
Jumlah penutur : 180 juta (1991)
Rumpun bahasa : Indo-Eropa, Indo-Iran Indo-Arya, Wilayah tengah , Hindi Barat,
Khariboli, Hindustani.
Sistem penulisan : Devanagari
Status resmi : Bahasa resmi di India
Diregulasi oleh : Central Hindi Directorate (India)
Kode-kode bahasa : ISO 639-1 Hi
ISO 639-2 hin
ISO 639-3 hin
Linguist List hin-hin
Linguasphere 59-AAF-qf
Secara etimologi, Devanagari देवनागरी terdiri dari kata deva berarti dewa dan nagari berarti tempat/kota.Secara tidak langsung ini menunjukkan aksara yang merupakan bagian dari budaya. Yang patut diperhatikan dalam penulisan Devanagari देवनागरी adalah bahwa setiap huruf menggantung di atas garis. Bagi yang pernah belajar aksara HANACARAKA di SD dan SMP tentunya masih ingat penulisan aksara HANACARAKA juga menggantung di garis.
perhatikan bagaimana penulisan setiap huruf menggantung pada “garis merah”. Penulisan aksara ini juga mengikuti kaidah dari kiri ke kanan tidak seperti kaidah penulisan bahasa Urdu atau Arab yang dari kanan ke kiri.
Ada yang perlu diingat juga bahwa Devanagari देवनागरी merupakan aksara yang fonetis. Artinya setiap aksara hanya memiliki satu pengucapan. Hal ini berbeda dengan huruf dalam bahasa Inggris yang tidak fonetis. Contohnya City (siti) dan Car (kar) adalah dua kata dalam bahasa Inggris yang dimulai dengan huruf “C” akan tetapi diucapkan secara berlainan.
Devanagari juga mempunyai komponen alphabetic dan syllabic. Alphabetic artinya dalam Devanagari terdapat aksara yang berdiri seperti huruf tunggal misalkan अ a , इ i , dsb.
Sedangkan syllabic artinya terdapat aksara yang merupakan suku kata semisal क ka, ब ba, dsb.
Secara keseluruhan ada 49 aksara devanagari dasar yang terbagi atas vokal dan konsonan.
Saat mempelajari aksara ini, kita akan mempelajari bagaimana penulisan vokal saat berdiri sendiri dan saat bergabung dengan konsonan kemudiaan saat konsonan diletakkan sebagai akhiran dari suku kata.
Namun belajar bahasa sama seperti kita belajar berenang, tidak cukup kita membaca teori renang tapi harus juga berani nyebur ke kolam renang. Di sini bukan berarti harus ke India untuk bisa mempraktikkan bahasa Hindi, sambil nonton film Bollywood pun bisa.
1. SEJARAH BAHASA HINDI
Bahasa Hindi bisa disebut sebagai bahasa ke-4 yang paling banyak digunakan di dunia setelah bahasa Cina, Inggris, dan Spanyol dengan lebih dari 500 miliar penggunanya. Bahasa nasional India ini umumnya dipakai oleh orang-orang India bagian utara dan tentunya komunitas India di seluruh dunia. Bahasa Hindi sangat dekat hubungannya dengan bahasa Urdu (bahasa nasional Pakistan), Bengali, Gujarati, dan Punjabi.
Hindi pada mulanya digunakan oleh kebanyakan penduduk India Utara atau Madhyadesa dan Hindavi atau Hindui adalah istilah yang umum dipakai pada masa itu. Ketika dialek Bakha mulai berkembang, India Utara menghadapi serangan dari utara, utamanya dari kesultanan Mughal dan pemukimannya di India. Di sinilah situasi mulai membingungkan, para penyerbu tersebut berbahasa ibu Turki, sedangkan untuk bahasa keagamaan adalah bahasa Arab, dan bahasa resmi pemerintahan serta kesusasteraan adalah bahasa Persia.
Masyarakat Madhyadesa saat itu sudah mengembangkan bahasa Brajbhasa dan bahasa Awadhi, Dingal dan Maithili. Bahasa Khariboli yang tidak dipakai untuk transaksi resmi maupun kesenian, digunakan untuk skala komunikasi yang lebih luas. Status Khariboli sebagai bahasa resmi ditetapkan pertama kali di Golkunda (saat ini bernama Bijapur dan Hyderabad, Andhra Pradesh serta Karnataka) oleh para penguasa Muslim dan ulama di India Selatan menggunakannya untuk tujuan intelektual. Akhirnya muncullah istilah zaban-e Hind yang kemudian dinamai Dakhini.
Beberapa cendekiawan berpendapat bahwa bahasa Hindi muncul sebagai akibat interaksi antara penduduk asli dan para penyerbu Muslim. Bahasa campuran ini tidak digunakan sebagai bahasa resmi dan disebut zaban-I-Urdu-e-mualla (bahasa tenda) yang kemudian disebut Urdu atau Rekhta. Pada masa itu unsur Bakha dalam bahasa Hindavi banyak diganti dengan kosakata-kosakata dari bahasa Persia. Istilah ‘Urdu’ baru terdengar setelah 500 tahun penyerbuan Muslim ke India Utara.
Pada saat Inggris mulai berkuasa di India, terdapat jurang yang sangat tajam antara dua bentuk verbal tersebut, yakni Hindustani dan Urdu. Hal inilah yang mendorong Gilchrist mendeskripsikan adanya tiga varian yang berbeda, yakni:
Para ahli bahasa menyebut bahasa Hindi sebagai keluarga bahasa Indo-Eropa. Tentunya bahasa Inggris juga termasuk keluarga ini juga, tapi bukan berarti kedua bahasa ini sama. Bahasa Hindi berasal dari bahasa Sanskrit dengan hurufnya disebut Devanagari [देवनागरी].
Bahasa Hindi adalah bahasa resmi di India selain bahasa Inggris, dan bahasa ini merupakan salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia setelah bahasa Tionghoa dan bahasa Inggris. Bahasa ini merupakan saudara kembar bahasa Urdu. Bahasa Hindi menjadi bahasa nasional India selain bahasa Inggris. Disamping itu menjadi bahasa resmi di negara bagian Himachal Pradesh, New Delhi, Haryana, Uttar Pradesh, Chandigarh, Bihar, Madhya Pradesh dan Rajashtan. Disamping itu, juga dipakai luas di kota Bombai dan Hyderabad.
Sekitar 180 juta orang India menganggap bahasa Hindi sebagai bahasa ibunya, sedangkan 300 juta lainnya menggunakannya sebagai bahasa kedua atau kesekian. Bahasa Hindi juga tersebar di beberapa negara diluar India, seperti di AS (100.000 jiwa), Mauritius (685.170 jiwa), Afrika Selatan (890.292), Yaman (232.760 jiwa), Uganda (147.000 jiwa), Singapura (5.000 jiwa), Selandia Baru (20.000 jiwa), dan Jerman (30.000 jiwa). Selain itu banyak penutur bahasa Hindi yang tinggal di negara-negara seperti : Fiji, Nepal, Suriname, Trinidad & Tobago, Guyana dan Uni Emirat Arab.
Bahasa Hindi makin populer dengan makin tenarnya film-film Bollywood. Bollywood kini semakin diakui di dunia internasional dan bahkan mampu menembus pasar dunia barat. Aksara Devanagari digunakan sebagai abjad resmi dalam penulisan bahasa Hindi.
Namaste
[hello dalam bahasa Hindi]
नमस्त
Sekarang banyak sarana yang bisa kita manfaatkan untuk belajar bahasa seperti melalui nonton film Bollywood, mendengarkan lagu-lagunya, atau mampir ke chat room untuk ngobrol sama native speaker para Hindi chatter, atau banyak juga web-web belajar bahasa Hindi lain seperti BBC hindi atau मुखपृष्ठ – Wikipedia Hindi.
Bagi kita yang terbiasa dengan bahasa Indonesia, untuk belajar bahasa Hindi tidak terlalu sulit karena pengucapan kata adalah sama dengan tulisan. Bahkan beberapa kata dalam bahasa Hindi sudah sangat familiar di telinga kita dan memiliki arti yang sama dalam pengertian bahasa Indonesia dan bahasa Jawa seperti devi (dewi), duniya (dunia), maaf (maaf), dsb. Hanya kemungkinan agak membingungkan adalah adanya pembedaan gender dan susunan kalimat yang berbeda dalam bahasa Hindi.
Huruf Hindi biasa disebut sanskrit atau devanagari. Sama kayak huruf latin yang biasa kita pake, ada huruf vokal, dan ada juga huruf konsonan. Untuk sekarang, mari mengenal huruf vokal.
Huruf vokal hindi pertama yang harus kita tahu adalah huruf A. Cara pengejaannya seperti biasa, seperti “apa“, “ayam”, dan lain lain. Untuk kasus huruf vokal, letak huruf vokal tersebut di dalam satu kata akan berpengaruh terhadap bentuk huruf vokal yang bersangkutan. Istilahnya, ada huruf kecil dan huruf besar (kapital). Bentuk huruf A अ merupakan bentuk huruf kapital, alias terletak di awal kata.
Jadi huruf A jika terletak di tengah kata tidak kelihatan, yang kelihatan hanya huruf konsonannya saja. Pada dasarnya huruf konsonan Hindi itu bukan B, C, D… melainkan Ba, Ca, Da, dan seterusnya. Jadi dalam tiap konsonan itu sudah ada vokal A yang menempel di belakangnya, sehingga tidak perlu lagi menambahkan huruf A kecil jika akan menulis Ba, Ca, Da, dst.
Contoh:
Huruf kedua adalah AA. Cara mengucapkannya sama seperti huruf A biasa, namun dibacanya lebih lama/lebih panjang, seperti : “Maa aku berangkat dulu yaa…”
Bentuk आ ini adalah bentuk huruf kapital untuk AA. Sedangkan untuk huruf kecilnya, bentuk huruf आ tersebut akan berubah menjadi: Lingkaran dengan garis putus-putus di sebelah kiri itu nantinya bisa diganti konsonan apa aja, sesuai kebutuhan. Huruf AA nya adalah garis vertikal di sebelah kiri.
Tiap konsonan sudah punya satu huruf A yang menempel di badannya, jadi jika mau vokalnya jadi AA, maka tambah lagi satu huruf A lagi atau tambah lagi satu garis vertikal saja, karena si konsonan sendiri sudah punya satu garis vertikal.
Contoh:
Di contoh kedua, huruf I terletak di tengah kata, jadi kita tidak menggunakan bentuk इ, melainkan bentuk ि. Karena konsonan yang dipakai adalah huruf Ba ब, maka lingkaran putus-putus nya diganti dengan huruf ब tersebut, sehingga jadilah बि.
Huruf selanjutnya adalah huruf II, cara bacanya seperti: “iiiih” Cara tulis di awal kata (kapital) dan kalo hurufnya berdiri sendiri seperti diatas, hanya beda jika sudah terletak di tengah kata.
di huruf II, garis vertikalnya ditaro di belakang huruf konsonan dan topinya dari huruf II, maju melengkung ke depan, ke bagian atas huruf konsonannya.Contoh:
adalah huruf UU. cara bacanya sama seperti huruf U, hanya agak dipanjangkan atau dibaca lebih lama, sekitar dua ketukan. Contohnya : “Ibuuu…”. Untuk huruf UU yang terletak di tengah kata, bentuknya akan berubah menjadi , contohnya :
Di contoh kedua, huruf I terletak di tengah kata, jadi kita tidak menggunakan bentuk इ, melainkan bentuk ि. Karena konsonan yang dipakai adalah huruf Ba ब, maka lingkaran putus-putus nya diganti dengan huruf ब tersebut, sehingga jadilah बि.
Huruf selanjutnya adalah huruf II, cara bacanya seperti: “iiiih” Cara tulis di awal kata (kapital) dan kalo hurufnya berdiri sendiri seperti diatas, hanya beda jika sudah terletak di tengah kata.
di huruf II, garis vertikalnya ditaro di belakang huruf konsonan dan topinya dari huruf II, maju melengkung ke depan, ke bagian atas huruf konsonannya.Contoh:
adalah huruf UU. cara bacanya sama seperti huruf U, hanya agak dipanjangkan atau dibaca lebih lama, sekitar dua ketukan. Contohnya : “Ibuuu…”. Untuk huruf UU yang terletak di tengah kata, bentuknya akan berubah menjadi , contohnya :
karet, copet, buset, ember. Seperti biasa, huruf ए ini merupakan bentuk huruf kapital (terletak di awal kata).
Untuk bentuk huruf kecil (terletak di tengah kata), bentuknya akan berubah menjadi: contoh di awal kata :
cara membaca huruf ऐ adalah “hei, apa kabar?”. Jadi, huruf A di AI ini bukan dibaca seperti A, tapi dibaca seperti E.’
Untuk huruf ऐ yang berada di tengah kata, bentuknya otomatis juga berubah menjadi: , contoh di awal kata :
Untuk huruf O kecil, atau yang terletak di tengah kata, bentuknya berubah menjadi:
Jadi O nya nggak terlalu tebel kayak pas kita bilang “potong” atau “obor”.
Bunyinya tetap mirip O, tapi lebih ringan. Untuk huruf AU kecil, bentuknya juga mirip banget sama O kecil, yaitu contoh : और = Aur = Dan
Huruf E े kecil itu, tanduknya terletak tepat di atas konsonan.
Huruf O ो kecil itu, tanduknya terletak di atas garis vertikal yang mengikuti konsonan.
Huruf AI ै kecil itu, kedua tanduknya terletak tepat di atas konsonan.
Huruf AU ौ kecil itu, kedua tanduknya terletak di atas garis vertikal yang mengikuti konsonan.
Kata “Hindi” dalam Aksara Devanagari
Dituturkan di : India, Komunitas di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Kanada, Nepal.
Jumlah penutur : 180 juta (1991)
Rumpun bahasa : Indo-Eropa, Indo-Iran Indo-Arya, Wilayah tengah , Hindi Barat,
Khariboli, Hindustani.
Sistem penulisan : Devanagari
Status resmi : Bahasa resmi di India
Diregulasi oleh : Central Hindi Directorate (India)
Kode-kode bahasa : ISO 639-1 Hi
ISO 639-2 hin
ISO 639-3 hin
Linguist List hin-hin
Linguasphere 59-AAF-qf
- A. PENDAHULUAN
Secara etimologi, Devanagari देवनागरी terdiri dari kata deva berarti dewa dan nagari berarti tempat/kota.Secara tidak langsung ini menunjukkan aksara yang merupakan bagian dari budaya. Yang patut diperhatikan dalam penulisan Devanagari देवनागरी adalah bahwa setiap huruf menggantung di atas garis. Bagi yang pernah belajar aksara HANACARAKA di SD dan SMP tentunya masih ingat penulisan aksara HANACARAKA juga menggantung di garis.
perhatikan bagaimana penulisan setiap huruf menggantung pada “garis merah”. Penulisan aksara ini juga mengikuti kaidah dari kiri ke kanan tidak seperti kaidah penulisan bahasa Urdu atau Arab yang dari kanan ke kiri.
Ada yang perlu diingat juga bahwa Devanagari देवनागरी merupakan aksara yang fonetis. Artinya setiap aksara hanya memiliki satu pengucapan. Hal ini berbeda dengan huruf dalam bahasa Inggris yang tidak fonetis. Contohnya City (siti) dan Car (kar) adalah dua kata dalam bahasa Inggris yang dimulai dengan huruf “C” akan tetapi diucapkan secara berlainan.
Devanagari juga mempunyai komponen alphabetic dan syllabic. Alphabetic artinya dalam Devanagari terdapat aksara yang berdiri seperti huruf tunggal misalkan अ a , इ i , dsb.
Sedangkan syllabic artinya terdapat aksara yang merupakan suku kata semisal क ka, ब ba, dsb.
Secara keseluruhan ada 49 aksara devanagari dasar yang terbagi atas vokal dan konsonan.
Saat mempelajari aksara ini, kita akan mempelajari bagaimana penulisan vokal saat berdiri sendiri dan saat bergabung dengan konsonan kemudiaan saat konsonan diletakkan sebagai akhiran dari suku kata.
Namun belajar bahasa sama seperti kita belajar berenang, tidak cukup kita membaca teori renang tapi harus juga berani nyebur ke kolam renang. Di sini bukan berarti harus ke India untuk bisa mempraktikkan bahasa Hindi, sambil nonton film Bollywood pun bisa.
1. SEJARAH BAHASA HINDI
Bahasa Hindi bisa disebut sebagai bahasa ke-4 yang paling banyak digunakan di dunia setelah bahasa Cina, Inggris, dan Spanyol dengan lebih dari 500 miliar penggunanya. Bahasa nasional India ini umumnya dipakai oleh orang-orang India bagian utara dan tentunya komunitas India di seluruh dunia. Bahasa Hindi sangat dekat hubungannya dengan bahasa Urdu (bahasa nasional Pakistan), Bengali, Gujarati, dan Punjabi.
Hindi pada mulanya digunakan oleh kebanyakan penduduk India Utara atau Madhyadesa dan Hindavi atau Hindui adalah istilah yang umum dipakai pada masa itu. Ketika dialek Bakha mulai berkembang, India Utara menghadapi serangan dari utara, utamanya dari kesultanan Mughal dan pemukimannya di India. Di sinilah situasi mulai membingungkan, para penyerbu tersebut berbahasa ibu Turki, sedangkan untuk bahasa keagamaan adalah bahasa Arab, dan bahasa resmi pemerintahan serta kesusasteraan adalah bahasa Persia.
Masyarakat Madhyadesa saat itu sudah mengembangkan bahasa Brajbhasa dan bahasa Awadhi, Dingal dan Maithili. Bahasa Khariboli yang tidak dipakai untuk transaksi resmi maupun kesenian, digunakan untuk skala komunikasi yang lebih luas. Status Khariboli sebagai bahasa resmi ditetapkan pertama kali di Golkunda (saat ini bernama Bijapur dan Hyderabad, Andhra Pradesh serta Karnataka) oleh para penguasa Muslim dan ulama di India Selatan menggunakannya untuk tujuan intelektual. Akhirnya muncullah istilah zaban-e Hind yang kemudian dinamai Dakhini.
Beberapa cendekiawan berpendapat bahwa bahasa Hindi muncul sebagai akibat interaksi antara penduduk asli dan para penyerbu Muslim. Bahasa campuran ini tidak digunakan sebagai bahasa resmi dan disebut zaban-I-Urdu-e-mualla (bahasa tenda) yang kemudian disebut Urdu atau Rekhta. Pada masa itu unsur Bakha dalam bahasa Hindavi banyak diganti dengan kosakata-kosakata dari bahasa Persia. Istilah ‘Urdu’ baru terdengar setelah 500 tahun penyerbuan Muslim ke India Utara.
Pada saat Inggris mulai berkuasa di India, terdapat jurang yang sangat tajam antara dua bentuk verbal tersebut, yakni Hindustani dan Urdu. Hal inilah yang mendorong Gilchrist mendeskripsikan adanya tiga varian yang berbeda, yakni:
- Bahasa tinggi atau gaya Persia
- Bahasa menengah
- Bahasa rakyat (Hindavi)
Para ahli bahasa menyebut bahasa Hindi sebagai keluarga bahasa Indo-Eropa. Tentunya bahasa Inggris juga termasuk keluarga ini juga, tapi bukan berarti kedua bahasa ini sama. Bahasa Hindi berasal dari bahasa Sanskrit dengan hurufnya disebut Devanagari [देवनागरी].
- 1. INTRODUCE TO HINDI LANGUAGE
Bahasa Hindi adalah bahasa resmi di India selain bahasa Inggris, dan bahasa ini merupakan salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia setelah bahasa Tionghoa dan bahasa Inggris. Bahasa ini merupakan saudara kembar bahasa Urdu. Bahasa Hindi menjadi bahasa nasional India selain bahasa Inggris. Disamping itu menjadi bahasa resmi di negara bagian Himachal Pradesh, New Delhi, Haryana, Uttar Pradesh, Chandigarh, Bihar, Madhya Pradesh dan Rajashtan. Disamping itu, juga dipakai luas di kota Bombai dan Hyderabad.
Sekitar 180 juta orang India menganggap bahasa Hindi sebagai bahasa ibunya, sedangkan 300 juta lainnya menggunakannya sebagai bahasa kedua atau kesekian. Bahasa Hindi juga tersebar di beberapa negara diluar India, seperti di AS (100.000 jiwa), Mauritius (685.170 jiwa), Afrika Selatan (890.292), Yaman (232.760 jiwa), Uganda (147.000 jiwa), Singapura (5.000 jiwa), Selandia Baru (20.000 jiwa), dan Jerman (30.000 jiwa). Selain itu banyak penutur bahasa Hindi yang tinggal di negara-negara seperti : Fiji, Nepal, Suriname, Trinidad & Tobago, Guyana dan Uni Emirat Arab.
Bahasa Hindi makin populer dengan makin tenarnya film-film Bollywood. Bollywood kini semakin diakui di dunia internasional dan bahkan mampu menembus pasar dunia barat. Aksara Devanagari digunakan sebagai abjad resmi dalam penulisan bahasa Hindi.
Namaste
[hello dalam bahasa Hindi]
नमस्त
Sekarang banyak sarana yang bisa kita manfaatkan untuk belajar bahasa seperti melalui nonton film Bollywood, mendengarkan lagu-lagunya, atau mampir ke chat room untuk ngobrol sama native speaker para Hindi chatter, atau banyak juga web-web belajar bahasa Hindi lain seperti BBC hindi atau मुखपृष्ठ – Wikipedia Hindi.
Bagi kita yang terbiasa dengan bahasa Indonesia, untuk belajar bahasa Hindi tidak terlalu sulit karena pengucapan kata adalah sama dengan tulisan. Bahkan beberapa kata dalam bahasa Hindi sudah sangat familiar di telinga kita dan memiliki arti yang sama dalam pengertian bahasa Indonesia dan bahasa Jawa seperti devi (dewi), duniya (dunia), maaf (maaf), dsb. Hanya kemungkinan agak membingungkan adalah adanya pembedaan gender dan susunan kalimat yang berbeda dalam bahasa Hindi.
- 1. AKSARA
Huruf Hindi biasa disebut sanskrit atau devanagari. Sama kayak huruf latin yang biasa kita pake, ada huruf vokal, dan ada juga huruf konsonan. Untuk sekarang, mari mengenal huruf vokal.
Huruf vokal hindi pertama yang harus kita tahu adalah huruf A. Cara pengejaannya seperti biasa, seperti “apa“, “ayam”, dan lain lain. Untuk kasus huruf vokal, letak huruf vokal tersebut di dalam satu kata akan berpengaruh terhadap bentuk huruf vokal yang bersangkutan. Istilahnya, ada huruf kecil dan huruf besar (kapital). Bentuk huruf A अ merupakan bentuk huruf kapital, alias terletak di awal kata.
Jadi huruf A jika terletak di tengah kata tidak kelihatan, yang kelihatan hanya huruf konsonannya saja. Pada dasarnya huruf konsonan Hindi itu bukan B, C, D… melainkan Ba, Ca, Da, dan seterusnya. Jadi dalam tiap konsonan itu sudah ada vokal A yang menempel di belakangnya, sehingga tidak perlu lagi menambahkan huruf A kecil jika akan menulis Ba, Ca, Da, dst.
Contoh:
Apa = अप
(penulisannya cuma perlu memakai huruf A अ dan Pa प)
Aba = अब
(penulisannya cuma perlu memakai huruf A अ dan Ba ब)
Garis vertikal di huruf प dan ब merupakan huruf A yang sudah langsung
menempel ke huruf konsonan, jadi tidak perlu ditambahkan bentuk apa-apa
lagi kalau butuh huruf A dibelakang suatu huruf konsonan.Huruf kedua adalah AA. Cara mengucapkannya sama seperti huruf A biasa, namun dibacanya lebih lama/lebih panjang, seperti : “Maa aku berangkat dulu yaa…”
Bentuk आ ini adalah bentuk huruf kapital untuk AA. Sedangkan untuk huruf kecilnya, bentuk huruf आ tersebut akan berubah menjadi: Lingkaran dengan garis putus-putus di sebelah kiri itu nantinya bisa diganti konsonan apa aja, sesuai kebutuhan. Huruf AA nya adalah garis vertikal di sebelah kiri.
Tiap konsonan sudah punya satu huruf A yang menempel di badannya, jadi jika mau vokalnya jadi AA, maka tambah lagi satu huruf A lagi atau tambah lagi satu garis vertikal saja, karena si konsonan sendiri sudah punya satu garis vertikal.
Contoh:
Aapaa = आपा
(penulisannya memakai huruf AA आ dan Pa प dan Aa kecil ा)
Aabaa = आबा
(penulisannya memakai huruf AA आ dan Ba ब dan Aa kecil ा)
Huruf I, bentuknya mirip huruf S. Cara bacanya sama seperti jika membaca huruf I di Bahasa Indonesia.Contohnya : ikan, asin. Bentuk diatas itu adalah bentuk huruf I kapital, atau jika berada di awal kata. Huruf kecilnya adalah contoh :
Iba = इब
(huruf I terletak di awal kata)
Abi = अबि
(huruf I terletak di tengah kata)
Di contoh pertama, huruf I nya terletak di awal kata yaitu i-ba. Jadi cara penulisannya dengan menulis huruf I kapital इ ditambah huruf Ba ब.Di contoh kedua, huruf I terletak di tengah kata, jadi kita tidak menggunakan bentuk इ, melainkan bentuk ि. Karena konsonan yang dipakai adalah huruf Ba ब, maka lingkaran putus-putus nya diganti dengan huruf ब tersebut, sehingga jadilah बि.
Huruf selanjutnya adalah huruf II, cara bacanya seperti: “iiiih” Cara tulis di awal kata (kapital) dan kalo hurufnya berdiri sendiri seperti diatas, hanya beda jika sudah terletak di tengah kata.
di huruf II, garis vertikalnya ditaro di belakang huruf konsonan dan topinya dari huruf II, maju melengkung ke depan, ke bagian atas huruf konsonannya.Contoh:
iiba = ईब
(huruf I terletak di awal kata)
abii = अबी
(huruf I terletak di tengah kata)
- 2. CHAPTER 3 – HURUF U DAN UU
कु = KU
कुकु = KUKU
उकु = UKU
U pertama menggunakan bentuk उ, karena terletak di awal kata.
Sedangkan U kedua terletak setelah huruf lain, sehingga bentuknya
menjadi bentuk ु (koma di bawah konsonannya). Oleh karena konsonan yang
digunakan adalah huruf K, maka KU ditulis menjadi कु.adalah huruf UU. cara bacanya sama seperti huruf U, hanya agak dipanjangkan atau dibaca lebih lama, sekitar dua ketukan. Contohnya : “Ibuuu…”. Untuk huruf UU yang terletak di tengah kata, bentuknya akan berubah menjadi , contohnya :
मू = MUU
सू = SUU
लू = LUU
कू = KUU
Huruf I, bentuknya mirip huruf S. Cara bacanya sama seperti jika membaca huruf I di Bahasa Indonesia.Contohnya : ikan, asin. Bentuk diatas itu adalah bentuk huruf I kapital, atau jika berada di awal kata. Huruf kecilnya adalah contoh :
Iba = इब
(huruf I terletak di awal kata)
Abi = अबि
(huruf I terletak di tengah kata)
Di contoh pertama, huruf I nya terletak di awal kata yaitu i-ba. Jadi cara penulisannya dengan menulis huruf I kapital इ ditambah huruf Ba ब.Di contoh kedua, huruf I terletak di tengah kata, jadi kita tidak menggunakan bentuk इ, melainkan bentuk ि. Karena konsonan yang dipakai adalah huruf Ba ब, maka lingkaran putus-putus nya diganti dengan huruf ब tersebut, sehingga jadilah बि.
Huruf selanjutnya adalah huruf II, cara bacanya seperti: “iiiih” Cara tulis di awal kata (kapital) dan kalo hurufnya berdiri sendiri seperti diatas, hanya beda jika sudah terletak di tengah kata.
di huruf II, garis vertikalnya ditaro di belakang huruf konsonan dan topinya dari huruf II, maju melengkung ke depan, ke bagian atas huruf konsonannya.Contoh:
iiba = ईब
(huruf I terletak di awal kata)
abii = अबी
(huruf I terletak di tengah kata)
- 2. CHAPTER 3 – HURUF U DAN UU
कु = KU
कुकु = KUKU
उकु = UKU
U pertama menggunakan bentuk उ, karena terletak di awal kata.
Sedangkan U kedua terletak setelah huruf lain, sehingga bentuknya
menjadi bentuk ु (koma di bawah konsonannya). Oleh karena konsonan yang
digunakan adalah huruf K, maka KU ditulis menjadi कु.adalah huruf UU. cara bacanya sama seperti huruf U, hanya agak dipanjangkan atau dibaca lebih lama, sekitar dua ketukan. Contohnya : “Ibuuu…”. Untuk huruf UU yang terletak di tengah kata, bentuknya akan berubah menjadi , contohnya :
मू = MUU
सू = SUU
लू = LUU
कू = KUU
- 1. CHAPTER 4 – HURUF E & AI
karet, copet, buset, ember. Seperti biasa, huruf ए ini merupakan bentuk huruf kapital (terletak di awal kata).
Untuk bentuk huruf kecil (terletak di tengah kata), bentuknya akan berubah menjadi: contoh di awal kata :
एका = Ekaa
एक = Eka / Ek
Contoh di tengah kata :
मे = Me
ने = Ne
के = Ke
ते = Te
हे = He
Huruf AI, cara membacanya sama sekali bukan seperti contoh: “hai, apa kabar?” namuncara membaca huruf ऐ adalah “hei, apa kabar?”. Jadi, huruf A di AI ini bukan dibaca seperti A, tapi dibaca seperti E.’
Untuk huruf ऐ yang berada di tengah kata, bentuknya otomatis juga berubah menjadi: , contoh di awal kata :
ऐका = Aikaa (baca:Eikaa)
ऐक = Aika / Ek (baca:Eika/Eik)
Untuk yang terletak di tengah kata:
मै= Mai (dibaca : Mei)
नै = Nai (dibaca : Nei)
कै = Kai (dibaca : Kei)
है = Hai (dibaca : Hai)
- 2. CHAPTER 5 – HURUF O DAN AU
Untuk huruf O kecil, atau yang terletak di tengah kata, bentuknya berubah menjadi:
Contoh: ओबम = Obama
बोल = Bola
Huruf AU, cara bacanya adalah mirip huruf A di kata shalat.Jadi O nya nggak terlalu tebel kayak pas kita bilang “potong” atau “obor”.
Bunyinya tetap mirip O, tapi lebih ringan. Untuk huruf AU kecil, bentuknya juga mirip banget sama O kecil, yaitu contoh : और = Aur = Dan
कौन = Kaun = Siapa
Catatan : - E े dan O ो
Huruf E े kecil itu, tanduknya terletak tepat di atas konsonan.
Huruf O ो kecil itu, tanduknya terletak di atas garis vertikal yang mengikuti konsonan.
- AI ै dan AU ौ
Huruf AI ै kecil itu, kedua tanduknya terletak tepat di atas konsonan.
Huruf AU ौ kecil itu, kedua tanduknya terletak di atas garis vertikal yang mengikuti konsonan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar